search:
|
PinNews

Ternyata Produk Lokal Masih Moncer Loh Di Masa Pandemi

carrisaeltr/ Rabu, 28 Apr 2021 19:31 WIB
Ternyata Produk Lokal Masih Moncer Loh Di Masa Pandemi

Produk lokal masih moncer, hingga akhir 2020 tercatat nilai transaksinya sanggup mencapai angka Rp 5,6 triliun.

PINUSI.COM – Produk lokal masih moncer, khususnya dari kalangan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Artinya, produk lokal terbilang mampu beradaptasi dengan kondisi di masa pandemi Covid-19, dengan memanfaatkan platform digital.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA), Bima Laga, pada Rabu (28/4/2021), saat menghadiri Dialog Produktif bertema 'Harbolnas: Langkah Tingkatkan Geliat Transaksi' yang diselenggarakan KPCPEN.

Menurut dia, hingga akhir 2020 tercatat sekitar 3,8 juta UMKM go digital melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Jumlah ini, sambung dia, melampaui target awal yang hanya sebanyak 2 juta UMKM sampai akhir tahun 2020.

"Ini juga didorong program Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan 14 Mei 2020 lalu. Dulunya kita ada target menciptakan 2 juta UMKM baru sampai akhir 2020, dan hingga akhirnya menjadi 3,8 juta UMKM yang tergabung di berbagai marketplace pada akhir 2020. Hingga Maret 2021 angkanya sudah mencapai 4,8 juta UMKM yang tergabung," katanya.

Dia juga menyampaikan data Nielsen yang menunjukkan transaksi saat harbolnas terus meningkat, dari Rp 6,1 triliun di 2018 menjadi Rp 9,1 triliun di 2019, dan terus naik menjadi Rp11,6 triliun di harbolnas 2020. "Menariknya sekarang kita tidak hanya fokus di semua barang tapi juga mengutamakan produk lokal. Di 2020 transaksi produk lokal menyentuh angka Rp 5,6 triliun," terangnya.

Sementara itu, Perencana Keuangan, Aidil Akbar menilai di tengah pandemi pola perilaku belanja masyarakat perlu bergeser dari yang semula konvensional menjadi online dengan memanfaatkan platform digital.

"Kita melihat bahwa di masyarakat ini sebagai rencana yang positif. Masyarakat perlu bergeser budaya belanjanya dari belanja konvensional menjadi belanja online di masa pandemi ini. Karena yang terjadi saat ini adalah masyarakat cenderung menahan diri untuk berbelanja normal seperti sebelum pandemi, khususnya masyarakat kelas menengah ke atas," paparnya.



Penulis: carrisaeltr

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook