search:
|
PinRec

Hati-hati! Diurut Saat Keseleo Hanya Bikin Rileks, tapi Tidak Menyembuhkan

Sarah Salsabilla/ Senin, 20 Mei 2024 08:00 WIB
Hati-hati! Diurut Saat Keseleo Hanya Bikin Rileks, tapi Tidak Menyembuhkan

Keseleo umumnya memang terjadi pada bagian pergelangan kaki, yang biasanya dikarenakan oleh terjatuh atau tersandung. Foto: Pinterest.com/nadoutdoorlife


PINUSI.COM- Keseleo adalah cedera umum yang sering dialami oleh banyak orang dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari olahraga hingga kecelakaan ringan.

Dokter spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati menyebutkan, keseleo merupakan sebuah cedera pada ligamen.

 

"Keseleo itu seringnya adalah suatu sobekan di ligamen, urat yang menyambungkan antar tulang," jelasnya dalam acara PechaKucha Night Jakarta, 16 Mei 2024.

 

Dhika menyatakan, rasa nyaman yang dihasilkan dari urut atau pijat hanya sebatas untuk mengurangi keluhan pada keseleo, seperti keluhan rasa sakit, otot tegang dan lain sebagainya. 

 

"Banyak orang yang keseleo pergelangan kaki, diurut enak karena apa? Lebih rileks, tapi apakah ligamennya bisa nyambung? Belum," tuturnya.

 

Oleh karena itu banyak sekali orang yang pernah mengalami keseleo dan hanya mendapatkan penanganan dalam bentuk urut atau pijat, akan lebih mudah untuk kembali keseleo di kemudian hari. 

 

Hal ini karena cedera tersebut tidak ditangani sebagai mestinya, hanya sebatas dibuat nyaman saja dengan pijatan tersebut.

 

Keseleo umumnya memang terjadi pada bagian pergelangan kaki yang biasanya  dikarenakan oleh terjatuh atau tersandung.


Keseleo tersebut dapat membuat sendi pada pergelangan kaki menjadi tidak stabil. 

 

"Jadi kalau ada orang yang keseleo di engkel, maka yang menjadi PR adalah kalau dia engga dilatih kestabilannya, maka itu sendi akan gampang goyang ke depannya," jelas Dhika.

 

Oleh karena itu, tindakan penanganan untuk cedera engkel tersebut juga meliputi latihan stabilisasi, agar otot yang cedera tersebut dapat menjadi stabil kembali dan tidak akan kumat lagi dimasa depan. (*)

 



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook