Hati-hati! Diurut Saat Keseleo Hanya Bikin Rileks, tapi Tidak Menyembuhkan
![Hati-hati! Diurut Saat Keseleo Hanya Bikin Rileks, tapi Tidak Menyembuhkan](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001716113185TINDAKAN_DARURAT_SAAT_KESELEO_ATAU_TERKILIR.jpeg)
Keseleo umumnya memang terjadi pada bagian pergelangan kaki, yang biasanya dikarenakan oleh terjatuh atau tersandung. Foto: Pinterest.com/nadoutdoorlife
PINUSI.COM- Keseleo adalah cedera umum yang sering dialami oleh banyak orang dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari olahraga hingga kecelakaan ringan.
Dokter spesialis
kedokteran olahraga Andhika Raspati menyebutkan, keseleo merupakan sebuah
cedera pada ligamen.
"Keseleo itu
seringnya adalah suatu sobekan di ligamen, urat yang menyambungkan antar
tulang," jelasnya dalam acara PechaKucha Night Jakarta, 16 Mei 2024.
Dhika menyatakan, rasa nyaman yang dihasilkan dari urut atau pijat hanya sebatas untuk mengurangi
keluhan pada keseleo, seperti keluhan rasa sakit, otot tegang dan lain
sebagainya.
Baca Lainnya :
"Banyak orang
yang keseleo pergelangan kaki, diurut enak karena apa? Lebih rileks, tapi
apakah ligamennya bisa nyambung? Belum," tuturnya.
Oleh karena itu banyak
sekali orang yang pernah mengalami keseleo dan hanya mendapatkan penanganan
dalam bentuk urut atau pijat, akan lebih mudah untuk kembali keseleo di
kemudian hari.
Hal ini karena cedera
tersebut tidak ditangani sebagai mestinya, hanya sebatas dibuat nyaman saja
dengan pijatan tersebut.
Keseleo umumnya memang terjadi pada bagian pergelangan kaki yang biasanya dikarenakan oleh terjatuh atau tersandung.
Keseleo tersebut dapat membuat sendi pada pergelangan
kaki menjadi tidak stabil.
"Jadi kalau ada
orang yang keseleo di engkel, maka yang menjadi PR adalah kalau dia engga
dilatih kestabilannya, maka itu sendi akan gampang goyang ke depannya,"
jelas Dhika.
Oleh karena itu,
tindakan penanganan untuk cedera engkel tersebut juga meliputi latihan stabilisasi, agar otot yang cedera tersebut dapat menjadi stabil kembali dan
tidak akan kumat lagi dimasa depan. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla