search:
|
PinNews

Harga Minyak Dunia Kembali Bergairah, Pasar Tunggu Pertemuan OPEC+

Fariz Agung Prasetya/ Senin, 27 Mei 2024 01:30 WIB
Harga Minyak Dunia Kembali Bergairah, Pasar Tunggu Pertemuan OPEC+

Harga Minyak Dunia Kembali Bergairah. Foto: iStock


PINUSI.COM - Di tengah pasar yang menunggu pertemuan OPEC+ pada 2 Juni, para produsen diperkirakan akan membahas upaya mempertahankan pengurangan produksi secara sukarela hingga sisa tahun ini.

Akibatnya, harga minyak mentah terpantau naik pada perdagangan Senin (27/5/2024).

Pukul 09:05 WIB, harga minyak mentah Brent naik 0,19% menjadi US$ 82,28 per barel.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,24% menjadi US$ 77,91 per barel.

Pada pekan sebelumnya, harga minyak Brent turun 2,21% secara point-to-point (ptp), sementara harga minyak WTI turun 2,92 persen (ptp).

Hari libur umum di Amerika Serikat dan Inggris pada hari ini diperkirakan akan mengurangi perdagangan.

OPEC mengkonfirmasi langsung pada Jumat lalu, pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau OPEC+, diundur satu hari dan akan diadakan secara online pada 2 Juni.

Tiga sumber dari negara-negara OPEC+ mengatakan, para produsen dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari, hingga paruh kedua tahun ini.

Pengurangan produksi sebesar 3,66 juta barel per hari (bpd) yang berlaku hingga akhir tahun, menunjukkan hampir 6% dari permintaan minyak di seluruh dunia.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak sebesar 1,2 juta barel per hari pada tahun berikutnya, tetapi OPEC memperkirakan pertumbuhan relatif kuat sebesar 2,25 juta barel per hari.

Namun, saat musim panas di Belahan Bumi Utara, yang biasanya merupakan musim ramai untuk liburan mengemudi, analis ANZ mengatakan mereka akan memantau penggunaan bensin.

"Meskipun perjalanan liburan ke AS diperkirakan akan mencapai titik tertinggi pasca-COVID, peningkatan efisiensi bahan bakar dan kendaraan listrik dapat menyebabkan permintaan minyak tetap lemah."

"Tetapi, hal ini dapat diimbanig dengan meningkatnya perjalanan udara," kata para analis dari ANZ, dikutip dari Reuters.

Akhir pekan ini, pasar juga akan melihat inflasi pengeluaran pribadi AS (PCE atau Personal Consumption Expenditure), untuk mengetahui lebih banyak tentang kebijakan suku bunga.

Menurut laporan, indeks tersebut akan dirilis pada 31 Mei mendatang, dan merupakan ukuran inflasi yang dipilih oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Setelah risalah pertemuan Federal Reserve yang menunjukkan beberapa pejabat bersedia memperketat suku bunga lebih lanjut jika mereka yakin itu perlu untuk mengendalikan inflasi yang terus-menerus membandel, harga Brent turun sekitar 2% dan WTI turun hampir 3% dalam seminggu terakhir.

Minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, karena prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, telah memperkuat dolar AS.(*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fariz Agung Prasetya

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook