PINUSI.COM - Celine Dion, diva legendaris asal Kanada, baru-baru ini menjadi sorotan melalui film dokumenter terbarunya, I Am Celine Dion, yang dirilis pada 25 Juni lalu.

Film ini memberikan pandangan mendalam tentang perjalanan pribadinya dengan Stiff Person Syndrome (SPS), atau yang dikenal sebagai sindrom orang kaku, sebuah kondisi neurologis langka yang memengaruhi sejumlah kecil populasi.

Celine Dion pertama kali mengumumkan kondisinya pada 2022, melalui video di media sosial pribadinya, di mana dia menjelaskan tentang penyakitnya yang jarang dan dampaknya yang signifikan.

Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti kekakuan otot yang tidak terkendali, nyeri kronis di area seperti punggung, kaki, bahu, leher, dan pinggul, serta kejang otot yang bisa dipicu oleh suara keras.

Meskipun penyakit ini jarang terjadi dan sering kali tidak terdiagnosis dengan cepat, Celine Dion telah mencari pengobatan yang tepat untuk mengelola kondisinya.

Dokter meresepkan perawatan seperti Imunoglobulin intravena dan Plasmapheresis, untuk mengurangi reaksi autoimun yang menyebabkan kekakuan otot tersebut.

Selain perawatan medis, Celine juga menganjurkan pentingnya gaya hidup sehat dengan berbagai aktivitas fisik dan menjaga kesehatan emosional, sebagai bagian dari strategi pencegahan.

Hal ini mencakup menjaga keseimbangan antara aktivitas fisik, istirahat yang cukup, dan perhatian terhadap kesehatan mental.

Dengan berbagi pengalaman dan perjuangannya melawan penyakit langka ini, Celine Dion tidak hanya memberikan wawasan tentang SPS kepada publik, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mereka yang menghadapi tantangan kesehatan serupa. (*)