PINUSI.COM - Mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla (JK) secara terbuka menyampaikan pandangannya tentang batasan pembelian harian 10kg bagi pengusaha ritel di Indonesia.
JK menyarankan masyarakat bisa mencari bahan pokok lain, seperti ubi.
"Alternatif makan ubi, makan apa untuk daerah tertentu. Mau gimana lagi seluruh dunia begini," kata Jusuf Kalla kepada wartawan usai menghadiri Konferensi Agama dan Perubahan Iklim se Asia Tenggara yang digelar Majelis Hukama Muslimin (MHM) atau Muslim Council of Elders di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Menurut dia, saat ini negara sedang mengalami kekeringan sehingga berdampak pada produksi beras dalam negeri. Ia juga memperkirakan Indonesia akan kesulitan meningkatkan produksi beras dalam negeri akibat dampak kekeringan.
"Waktu ya sulit sekarang ini. Jadi seluruh dunia alami, bukan hanya kita," ucapnya.
Meski demikian, ia optimistis pemerintah Indonesia bisa mencari alternatif penyelesaian masalah tersebut. Karena nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
"Beras itu bahan pokok, kita enggak bisa kurangi makan, jadi walaupun dibatasi, tetap yang penting supplynya. Jadi kita akan usaha jadi harus ada alternatif lah," tutur dia.
Sebelumnya, Komisioner Ombudsman RI Yeka Hendra menjelaskan, kondisi pasokan beras mulai menurun seiring dengan enggannya produsen atau distributor menjual produknya ke pengecer modern.
Sebab, menjual ke pasar modern memerlukan acuan harga eceran maksimum (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Kebijakan HET beras akan membebani produsen dan distributor ritel modern. Pasalnya, harga pangan sebenarnya sangat mahal, karena saat ini belum ada peraturan mengenai harga pangan.
Ombudsman juga merekomendasikan pemerintah untuk mencabut kebijakan HET, khususnya untuk beras premium. Saya khawatir kebijakan ini akan berdampak sama seperti kelangkaan minyak nabati yang terjadi beberapa waktu lalu. (*)