PINUSI.COM, Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti blak-blakan mengenai alasan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) suaranya pemilihan legislatif mengalami penurunan.

"Suara PDIP turun banyak karena agenda PDIP selama 9 tahun belakangan tidak mengerjakan kepentingan wong cilik," katanya kepada Pinusi.com, Senin (11/6/2024).

Bahkan dalam periode tersebut, PDIP justru turut andil dalam mengorkestrasi pembentukan UU Cipta Kerja. UU tersebut saat jelang pengesahannya turut mendapatkan penolakan yang meluas dari kalangan masyarakat sipil.

Itulah yang menyebabkan pada Pileg 2024 PDIP hanya mengantongi suara sebesar 25.387.279 suara atau setara 16,72 persen suara nasional.

Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada Pileg 2019. Saat itu PDIP mampu meraup suara sebesar 27.503.961 suara atau setara 19,31 persen suara nasional.

Jika dibandingkan dalam Pileg dua periode terakhir, PDIP mengalami penurunan 2.116.682 suara atau setara penurunan 2,59 persen suara nasional.

"Ini semacam teguran dari bahwa selama 9 tahun terakhir PDIP meninggalkan kebijakan yang berhubungan dengan wong cilik," ungkapnya.

Meski begitu, Ray menilai PDIP memiliki party identification atau Party ID sebesar 10 persen lebih. Jumlah tersebut mengukuhkan PDIP sebagai parpol dengan Party ID paling stabil dibandingkan parpol lainnya.

"Mereka konsisten di atas 10 persen dalam beberapa periode terakhir," pungkasnya.