search:
|
PinNews

Lurah Ancol Sebut Aksi Mogok Kerja Pasukan Oranye Berawal dari Pemecatan Salah Satu Anggota PPSU

Yohannes TH/ Selasa, 20 Feb 2024 08:00 WIB
Lurah Ancol Sebut Aksi Mogok Kerja Pasukan Oranye Berawal dari Pemecatan Salah Satu Anggota PPSU

Lurah Ancol klarifikasi aksi mogok kerja pasukan oranye. Foto: PINUSI.COM/Yohannes


PINUSI.COM - Puluhan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol, melakukan aksi mogok kerja dan banting sapu di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi.

Aksi mogok kerja yang dilakukan pasukan oranye ini dilakukan, lantaran kekecewaan para petugas terhadap perilaku Lurah Saud M Manik dan Sekretaris Kelurahan Khenny Hutagaol, yang dianggap telah melecehkan mereka. 

Menanggapi aksi mogok kerja yang dilakukan oleh anak buahnya tersebut, Lurah Ancol Saud M Manik menduga hal ini berkaitan dengan pemecatan salah satu anggota PPSU. Dari kejadian tersebut, menurut Saud, hal ini menjadi melebar. 

"Pertama saya mau menyampaikan bahwa di tanggal 16 Januari, PPSU saya tidak masuk kerja melebihi 10 hari, maka dia kami PHK."

"Yang mana prosesnya sudah dimulai dari Bulan Januari. Dia mengatakan sakit, kami berikan cuti 12 hari."

"Sampai sekarang dia tidak bisa memberikan surat keterangan dari dokter yang menyatakan dia sakit, dan kami telah memberikan keringanan kepadanya agar melaksanakan pekerjaan cukup dengan Handkey saja biar dia banyak istirahat," kata Saud saat ditemui di Kelurahan Ancol, Senin (19/2/2024) 

Namun, menurut Saud, keringanan ataupun kebijakan tersebut justru tidak digunakan sebaik-baiknya oleh oknum PPSU tersebut.

Tim pemeriksa Kelurahan Ancol lalu melakukan penyelidikan. Dari penyelidikan tersebut, si petugas dinyatakan tidak memenuhi persyaratan. 

"Dengan adanya keputusan kami bersama pemeriksa tertanda di tanggal 16 Februari, dan kami putuskan hubungan kerja karena masa kerjanya."

"Karena sebelumnya kami telah memberikan cuti 12 hari dan ditambah lagi dia tidak masuk kerja lebih dari 5 hari," ungkapnya.

Menurut Saud, kondisi ini menimbulkan persoalan baru di kemudian hari.

Hampir seluruh petugas PPSU lainnya mengaku kecewa, bahkan sakit hati dengan sikap dan ucapan 'miskin' yang dilontarkan oleh lurah maupun sekretaris kelurahan. 

"Terkait dengan adanya informasi kalimat dari kami miskin, itu adalah merupakan bahasa yang tidak kami ucapkan secara frontal, tetapi kami ucapkan dalam pembinaan, yang mana hal itu kami lakukan dalam hal pembinaan larangan merokok bagi PPSU," terangnya. 

Menurut mantan Sekretaris Lurah Kapuk Muara ini, apabila anak buahnya merokok, maka akan terjadi yang namanya pembakaran duit, sehingga menurutnya uang untuk membeli rokok sebaiknya ditabung, mengingat kondisi harga pangan yang tinggi. 

"Biar tidak miskin, karena harga-harga mungkin juga meningkat."

"Ditambah lagi ada bahasa dari teman saya Pak Sekel itu hanya bahasa candaan, untuk menolong mereka di saat mereka mau mendapatkan pangan murah, kita membantu memberikan pinjam Rp100 ribu," bebernya. 

Sebelumnya PINUSI.COM mengabarkan, sekitar puluhan pasukan oranye atau petugas Penanganan Prasarana dan Saranan Umum (PPSU) Kelurahan Ancol, menggelar aksi mogok kerja dan banting sapu, di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024). 

Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi, puluhan petugas PPSU yang mengenakan baju bebas tersebut membawa sapu ijuk dan berkumpul di pinggir jalan Lodan, tepatnya di depan pintu masuk Tol Ancol. 

Saat memulai aksinya tersebut, para petugas kemudian membanting sapu ijuk ke jalan raya.

Aksi mogok kerja dan banting sapu ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pimpinannya. 

Pipit Mulyaningsih, salah satu petugas PPSU Kelurahan Ancol mengatakan, aksi ini adalah bentuk ungkapan petugas yang sakit hati dengan ucapan yang kerap dilontarkan pimpinannya, yakni Sekretaris Kelurahan Ancol.

"Pak Sekel kalau ngomong nyakitin, selalu katain miskin ke PPSU."

"Jadi kayaknya anak-anak sakit hati."

"Kalau saya dengar pas pembagian sembako dari kecamatan, itu kan harus nebus Rp100 ribu."

"Sedangkan dia enggak punya duit, tapi dia udah dapat kupon."

"Tapi dikatain yang miskin-miskin ke sini dulu."

"Maksudnya bahasanya jangan katain (kami) miskin-miskin."

"Itu teman kita yang dikatain miskin juga," jelas Pipit, ditemui di lokasi. 

Fajar, petugas PPSU lainnya, mengatakan aksi itu digelar untuk menuntut keadilan dan kebijakan dari pihak Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol, yang kerap tidak memperlakukan para petugas secara manusiawi. 

"Kita minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita enggak enak hati kan, dengan kata-kata miskin," beber Fajar di lokasi.

Fajar mengungkapkan, lurah dan sekretaris kelurahan kerap mengeluarkan hinaan saat memimpin apel. Bahkan ada salah satu petugas PPSU yang dihina miskin hanya karena tidak memiliki motor.

"Saya sempat dengar pas kita di perkumpulan kata miskin, pas kemarin pemilu kan kita pembagian zona, pembagian TPS, kita ditugasin di beberapa TPS."

"Salah satu teman saya itu ditanya, kamu ada motor atau tidak, beliau menjawab tidak, dan dikatakan dasar kau miskin,"ungkapnya.

Puluhan pasukan oranye Ancol berharap Lurah maupun Sekretaris Kelurahan Ancol bisa memperbaiki perkataan mereka, dan meminta maaf atas perbuatan yang tidak menyenangkan yang kerap ditujukan kepada para petugas. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohannes TH

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook