search:
|
PinTertainment

Lestarikan Jaipongan, Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Drama Tari Nyimas Kawung Anten

ragil dwisetya utami/ Senin, 25 Mar 2024 02:30 WIB
Lestarikan Jaipongan, Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Drama Tari Nyimas Kawung Anten

Denada dan penampil Padepokan Jugala Raya pada pertunjukan Drama Tari bertajuk Nyimas Kawung Anten. Foto: PINUSI.COM/Ragil Dwisetya Utami


PINUSI.COM - Mengangkat tema Tari sejak pertengahan Februari hingga akhir Maret, pada 23 Maret 2024, Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pertunjukan Drama Tari bertajuk Nyimas Kawung Anten.

Pertunjukan Nyimas Kawung Anten menampilkan Jaipongan yang menjadi ciri khas Jawa Barat, yang dimeriahkan oleh Padepokan Jugala Raya, Denada, dan Dewi Gita.

Padepokan Jugala Raya didirikan pada 1976 oleh almarhum Gugum Gumbira, Maestro Tari Jaipongan dan istrinya, almarhumah Euis Komariah, penyanyi Cianjuran.

Sepeninggalan keduanya, putrinya Mira Tejaningrum Gumbira meneruskan upaya pelestarian tari Jaipongan.

“Hari ini, Auditorium Galeri Indonesia Kaya diisi dengan penampilan dari Padepokan Jugala Raya yang telah malang melintang di dunia seni pertunjukan selama 48 tahun lamanya."

"Kelompok yang senantiasa melestarikan keindahan dari Jaipongan ini, berkolaborasi dengan Denada dan juga Dewi Gita."

"Ketiganya berhasil memukau para penikmat seni yang hadir, serta menambah wawasan para penikmat seni tentang kebudayaan Jawa Barat."

"Semoga pementasan ini dapat menjadi sajian yang bermanfaat, menginspirasi dan juga menghibur bagi para penikmat seni,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.


Foto: PINUSI.COM 

”Penampilan kami sore hari ini merupakan salah satu upaya yang kami lakukan untuk melestarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni yang hadir di Auditorium Galeri Indonesia Kaya."

"Saya dan Dewi Gita juga memperoleh banyak ilmu baru dari Padepokan Jugala Raya, tentang ragam koreografi dari tari Jaipongan."

"Penampilan ini juga spesial, karena jika biasanya saya membawakan tarian yang lebih kontemporer, kali ini saya lebih mengangkat nilai tradisi."

"Kami harap, penampilan kami dapat diterima dengan baik oleh para penikmat seni."

"Dulu waktu kecil, emang mamah saya itu menyuruh saya coba belajar jaipongan, padahal keluargaku sendiri Batak."

"Lumayan juga penampilan hari ini, soalnya pas puasa dan ini pertama kalinya tampil seperti ini," tutur Denada ketika ditemui PINUSI.COM dan awak media lainnya.

Sementara, Dewi Gita mengatakan, Tari Jaipongan merupakan salah satu tari yang sudah ia pelajari sejak kecil.

"Setelah sebelumnya di Bulan Desember, saya diberi kesempatan oleh Indonesia Kaya untuk menarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni di Sukabumi."

"Kali ini, saya kembali diberi kepercayaan untuk kembali menari ke hadapan para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya, bersama Denada dan juga Padepokan Jugala Raya, yang sudah hampir selama setengah abad senantiasa mengenalkan, mengajarkan, dan menampilkan tari Jaipongan."

"Senang rasanya bisa melestarikan tari Jaipongan dengan ikut menarikannya ke hadapan para penikmat seni yang memenuhi Galeri Indonesia Kaya."

"Semoga penampilan kami dapat mewarnai akhir pekan para penikmat seni."

"Nyimas Kawung Anten ini sebenernya sejarahnya panjang ya, karena ada kaitan sama kerajaan Padjajaran saat itu."

"Representasi sosoknya ini lewat tari yang dimana saya sebagai sosok keanggunan dan lemah lembut, tapi di Denada Nyimas Kawung Anten-nya versi kuatnya, mampu berperang dan sebagainya."

"Bisa dikatakan penampilan ini juga bagian dari bentuk International Women's Day yang sudah dirayakan beberapa hari yang lalu,” beber Dewi Gita. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: ragil dwisetya utami

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook