search:
|
PinRec

Menguap Ternyata Menular, tapi Penyebabnya Belum Diketahui

Sarah Salsabilla/ Minggu, 28 Apr 2024 10:00 WIB
Menguap Ternyata Menular, tapi Penyebabnya Belum Diketahui

Menguap bukanlah ekspresi emosional, tapi alasan menguap menular belum sepenuhnya dipahami. Foto: someecards.com


PINUSI.COM - Sama seperti bersin atau cegukan, menguap juga merupakan refleks spontan yang tidak dapat dikendalikan.

Hal iIni terjadi tanpa kita sadari.

Menguap tampaknya bisa menular.


Pernahkah Pinusian melihat seseorang menguap dan tiba-tiba ikut menguap juga?


Itu benar-benar nyata. Namun, mengapa hal ini terjadi?

 

Menguap bukanlah ekspresi emosional, tapi alasan menguap menular masih belum sepenuhnya dipahami.

 

Menurut Beverley Brown PhD, yang melakukan penelitian tentang perilaku otomatis selama studi doktoralnya di University of Nottingham, menguap adalah bentuk refleks yang melibatkan menghirup udara dalam-dalam, diikuti dengan pembukaan rahang yang lebar, dan diakhiri dengan mengembuskan udara tersebut dengan cepat.

 

Seorang profesor biopsikologi di State University of New York Polytechnic Institute, yang juga mempelajari menguap, Andrew Gallup PhD, mencatat beberapa orang lebih mudah tertular menguap daripada yang lain.

 

Dalam sebuah penelitian, 50 persen partisipan menguap ketika melihat video seseorang yang menguap, sementara 50 persen lainnya tidak, seperti dikutip dari Reader's Digest pada Jumat 26 April 2024.

 

Para peneliti mengemukakan, orang yang lebih rentan terhadap menguap menular mungkin memiliki tingkat pemrosesan sosial-kognitif yang lebih tinggi, yaitu kemampuan mereka dalam memproses dan menerapkan informasi tentang orang lain.

 

Hanya ada sedikit pemahaman, tapi salah satu teorinya adalah karena adanya mirror neuron, yaitu neuron yang mencocokkan tindakan kita dengan tindakan orang lain. 

 

"Hal ini menunjukkan ada elemen komunikasi sosial dalam menguap yang menular."


"Penelitian ini, dan penelitian lainnya, dapat menjelaskan mengapa Pinusian merasa terdorong untuk menguap ketika melihat orang lain menguap," kata Brown.

 

Gallup menambahkan,banyak perilaku tubuh dipengaruhi oleh apa yang dilakukan orang lain di sekitar Pinusian, bahkan refleks seperti menguap.

 

Sebagai contoh, orang lebih cenderung tertawa di hadapan orang lain daripada ketika mereka sendirian, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Trends inCognitive Sciences.

 

"Seperti tertawa, menguap adalah sesuatu yang terjadi secara spontan dan juga dapat dipengaruhi secara sosial."


"Hal ini juga mungkin memiliki akar evolusi," imbuh Gallup. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook