PINUSI.COM - Jerawat merupakan masalah kulit yang sering kali mengganggu dan bisa menjadi sumber kekhawatiran bagi banyak orang.
Namun, untuk mengatasi jerawat dengan efektif, penting untuk memahami perbedaan antara dua jenis jerawat yang sering kali membingungkan, yaitu jerawat hormonal dan jerawat bakteri.
Dengan memahami perbedaan ini, Pinusian dapat memilih perawatan yang tepat dan mencapai kulit yang sehat dan bersih.
Berikut iniperbedaan antara keduanya.
Jerawat Hormonal
Jerawat hormonal adalah jenis jerawat yang muncul sebagai akibat dari perubahan hormon dalam tubuh.
Ini adalah masalah umum, terutama selama masa-masa perubahan hormonal seperti masa pubertas, kehamilan, atau menopause.
Kondisi medis seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga dapat menjadi pemicu jerawat hormonal.
Penyebab utama jerawat hormonal adalah peningkatan produksi hormon androgen, yang dapat merangsang kelenjar minyak kulit untuk memproduksi lebih banyak minyak dari biasanya.
Jerawat hormonal cenderung muncul di area wajah, terutama di bagian bawah seperti pipi, rahang, dan dagu.
Jerawat jenis ini sering kali berupa jerawat kecil yang tidak berisi nanah (komedo putih atau komedo hitam), dan dapat berkembang menjadi jerawat kistik yang lebih dalam dan meradang.
Periode munculnya jerawat hormonal sering terkait dengan siklus hormonal seseorang, dan mereka dapat muncul secara berkala.
Pengobatan biasanya melibatkan terapi hormonal dengan obat-obatan atau kontrasepsi hormonal.
Konsultasi dengan dokter kulit sangat disarankan untuk mendapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan Pinusian.
Jerawat Bakteri
Jerawat bakteri disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu yang hidup di kulit kita, terutama bakteri Propionibacterium acnes.
Bakteri ini biasanya tinggal di folikel rambut dan dapat menyebabkan peradangan yang memicu pembentukan jerawat.
Jerawat bakteri dapat muncul di seluruh wajah, terutama di area yang cenderung berminyak seperti dahi, hidung, dan dagu.
Mereka sering kali berbentuk komedo hitam atau putih yang terasa gatal dan berisi nanah, atau pustula kecil yang meradang.
Jerawat bakteri tidak terkait dengan perubahan hormon dalam tubuh, dan dapat muncul pada usia berapa pun.
Faktor-faktor seperti ketidakseimbangan hormonal atau stres dapat memperburuk kondisi jerawat bakteri, tetapi penyebab utamanya adalah infeksi bakteri yang bersarang di kulit.
Pengobatan melibatkan penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung bahan antibakteri seperti benzoil peroksida, retinoid, atau antibiotik.
Dengan mengidentifikasi jenis jerawat yang dimiliki, Pinusian dapat memilih perawatan yang sesuai dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. (*)