PINUSI.COM - Toilet duduk dan jongkok merupakan dua jenis kloset umum yang sering digunakan.
Jenis kloset ini selain mempengaruhi posisi buang air besar (BAB), juga berdampak pada kesehatan dan kelancaran BAB, loh.
Toilet duduk vs toilet jongkok
Toilet duduk memang memiliki desain yang lebih modern dan mewah. Jenis ini juga dianggap paling nyaman untuk digunakan lansia, ibu hamil, atau orang yang mengalami cedera.
BACA LAINNYA: Tetap Awet Muda Walaupun Sudah Punya Anak, Begini Caranya!
Namun secara harga, toilet duduk memang lebih mahal dan dinilai tidak lebih sehat dibandingkan toilet jongkok.
BAB menggunakan toilet duduk membutuhkan waktu lebih lama dan tenaga yang lebih besar. Jika terlalu keras mengejan saat BAB, atau terlalu lama duduk di kloset, dikhawatirkan akan meningkatkan risiko wasir atau sembelit.
Selain itu, risiko tertular berbagai penyakit pun bisa saja terjadi, karena kulit bersentuhan langsung dengan kloset. Dudukan kloset rentan menjadi sarang bakteri E.coli.
Dibandingkan toilet duduk, toilet jongkok memang memiliki kekurangan seperti lebih kuno dan dianggap kurang nyaman, karena dapat menyebabkan nyeri pada lutut, tumit, dan paha.
Namun, dibalik kekurangannya, penggunaan toilet jongkok untuk BAB lebih disarankan dan lebih efektif melancarkan BAB.
Posisi jongkok mengoptimalkan ruang pembuangan tinja di anus, sekaligus membuat otot di anus dan usus besar lebih rileks.
BACA LAINNYA: 3 Aktivitas Fisik yang Direkomendasikan Untuk Bumil Trimester Ketiga
Penelitian lain menyebutkan, BAB menggunakan toilet jongkok dapat membantu menjaga pergerakan usus, sehingga mencegah kembung, sembelit, dan wasir.
Penggunaan toilet jongkok atau duduk bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kondisimu. Jika menggunakan toilet duduk, ada baiknya meletakkan bangku pendek di bawah kaki ketika BAB. Posisi ini mirip seperti berjongkok dan membuat otot-otot usus lebih rileks, dan jalur keluar tinja lebih lapang. (*)
Editor: Yaspen Martinus