search:
|
PinNews

Kereta Turangga dan Commuterline Bandung Tabrakan, PT KAI Minta Maaf

Stephanus Prasetio Dwi Hernanto / Jumat, 05 Jan 2024 10:30 WIB
Kereta Turangga dan Commuterline Bandung Tabrakan, PT KAI Minta Maaf

PT KAI menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan, atas gangguan pelayanan yang terjadi akibat tabrakan antara Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng–Bandung, dan Commuterline Bandung. Foto: tiktok.com/@jalur5_


PINUSI.COM - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan, atas gangguan pelayanan yang terjadi akibat tabrakan antara Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng–Bandung, dan Commuterline Bandung, Jumat (5/1/2024) sekitar pukul 06.03 WIB. 


Insiden tragis ini terjadi di km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur – Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Kami KAI Daop 2 menyampaikan permohonan maaf setinggi-tingginya atas kejadian ini, dan untuk data-data korban masih menunggu."

"Untuk kejadian, kenapa bisa terjadi, masih kita tindaklanjuti," ujar Manajer Humas KAI Daop 2 Ayep Hanepi, dikutip dari Antaranews.

Ayep menegaskan, KAI akan segera mengevakuasi dua rangkaian kereta api yang terlibat kecelakaan, sekaligus melakukan perbaikan jalur rel yang mengalami kerusakan. 

Upaya tersebut diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif pada pelayanan kereta api di wilayah tersebut.

"Bagi perjalanan KA-KA yang akan melintas di wilayah Haurpugur – Cicalengka, KAI akan melakukan upaya rekayasa pola operasi, berupa jalan memutar dan pengalihan menggunakan angkutan lain," tambahnya.

Meskipun hingga saat ini pihak KAI belum dapat memastikan apakah ada korban dalam insiden ini, Ayep menyatakan pihaknya telah menyiagakan belasan ambulans untuk proses evakuasi. 

"Evakuasi korban sudah dilakukan dengan empat ambulans yang sudah mengantarkan korban ke Rumah Sakit Cicalengka," ungkap Ayep.

Insiden ini menjadi titik berat bagi pihak KAI, dan upaya terus dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang. (*) 




Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Stephanus Prasetio Dwi Hernanto

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook