search:
|
PinNews

Harga Kakao Melambung Tinggi, Petani Bali Happy

Kamis, 27 Jun 2024 18:09 WIB
Harga Kakao Melambung Tinggi, Petani Bali Happy

Petani kakao Ketut Sumarna di Jembrana, Bali menunjukkan kakao miliknya di sebuah kebun. Foto: Antara/Gembong Ismadi


PINUSI.COM, BALI - Petani kakao di Kabupaten Jembrana, Bali bersukacita. Harga komoditas perkebunan ini melambung hingga Rp150 ribu per kilogram.

 "Selama menjadi petani kakao, harga sekarang yang paling tinggi sepanjang sejarah. Semoga terus bertahan agar kami bisa sejahtera," kata I Ketut Sukarta, Kamis (27/6). Ia salah satu petani dari Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan.

Ia sudah 20 tahun bertani kakao. Sebelumnya, harga komoditas ini masih berkisar di bawah Rp100 ribu per kilogram. Kenaikan tersebut jadi kabar gembira.

Tingginya harga kakao saat ini membuat petani bersemangat. Merawat lebih baik lagi tanaman kebun tersebut.

Terpisah, pegiat kakao fermentasi Agung Widiastuti memberi analisanya. Naiknya harga komoditas ini dipicu sejumlah faktor. Yang paling signifikan adalah permintaan pasar meningkat, sementara ketersediaannya terbatas.

"Naiknya harga kakao di Jembrana mengikuti pasaran dunia. Saat ini produksi kakao di Ghana dan Pantai Gading sebagai negara penghasil kakao terbesar di dunia sedang anjlok. Hal itulah yang memicu naiknya harga," katanya.

Kata dia, lahan kakao di dua negara itu sedang menghadapi masalah perubahan iklim. Juga diserang virus swollen shoot roots. Yang akhirnya membuat produktivitas pohon kakao di sana turun.

Faktor lainnya adalah kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Ini juga mendorong naiknya harga kakao.

Ia lantas mengimbau agar petani mempertahankan kualitas kakao mereka. Khususnya dengan mengolah biji kakao fermentasi. Karena memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

"Kakao fermentasi dari Kabupaten Jembrana saat ini diminati produsen coklat. Termasuk dari mancanegara. Terbukti ekspor yang rutin dilakukan," katanya.



Editor: Fahriadi Nur

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook