Meta Terancam Sanksi Hukum karena Diduga Langgar Hak Cipta untuk Latih AI
![Meta Terancam Sanksi Hukum karena Diduga Langgar Hak Cipta untuk Latih AI](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001702547128eta_Platforms,_dilaporkan_menggunakan_ribuan_buku_terlarang_untuk_melatih_AI_.jpeg)
Meta Platforms dilaporkan menggunakan ribuan buku terlarang untuk melatih AI. Foto: Pinterest
PINUSI.COM – Meta Platforms, induk usaha dari Facebook dan Instagram, terancam kena sanksi hukum, karena diduga menggunakan ribuan buku terlarang untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) mereka.
Padahal, sebelumnya mereka sudah diberi peringatan oleh
pengacara mereka sendiri tentang bahaya pelanggaran hak cipta.
Hal ini terungkap dalam gugatan yang diajukan oleh Sarah Silverman dan beberapa penulis terkenal lainnya, yang merasa karya mereka digunakan tanpa izin oleh Meta untuk melatih model AI bernama Llama.
Model ini digunakan untuk menghasilkan teks, suara, dan gambar
secara otomatis.
Dalam dokumen gugatan, terdapat bukti percakapan di server Discord antara peneliti Meta, Tim Dettmers, dengan rekan-rekannya.
Dalam percakapan itu, mereka membicarakan tentang cara
mendapatkan dataset buku bajakan dan masalah hukum yang mungkin timbul.
Baca Lainnya :
Salah satu peneliti mengatakan, banyak orang di Facebook ingin menggunakan dataset tersebut, tapi tidak bisa karena alasan hukum.
Mereka juga menganggap buku-buku yang masih
berhak cipta adalah sumber potensial masalah, dan berpendapat pelatihan AI
dengan data tersebut termasuk dalam 'penggunaan wajar,' yaitu penggunaan karya
berhak cipta tanpa lisensi untuk tujuan tertentu yang diizinkan oleh hukum AS.
Gugatan ini merupakan salah satu dari banyak kasus hukum yang menyerang teknologi, yang diduga menggunakan karya berhak cipta tanpa izin, untuk mengembangkan model AI.
Jika kasus-kasus ini
dimenangkan oleh para penggugat, maka ini akan berdampak pada tren AI, yang
akan mengharuskan perusahaan AI membayar royalti kepada seniman, penulis,
dan pencipta konten lainnya yang karyanya digunakan.
Baca Lainnya :
Namun, saat ini Meta belum
memberikan tanggapan resmi atas tuduhan ini. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Bianca Michelle Devierro