Ini 8 Tanda Pasangan Kamu Playing Victim dan Cara Menghadapinya
![Ini 8 Tanda Pasangan Kamu Playing Victim dan Cara Menghadapinya](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001706848005Internet_Split_Over_Fiancés_Lie_About_Girlfriends_Homemade_Birthday_Gift.jpeg)
Komunikasi terbuka dan fokus pada solusi membawa kita menuju hubungan yang lebih sehat. Foto: Pinterest
PINUSI.COM - Ketika kita berbicara tentang hubungan, kompleksitasnya tak bisa
dihindari.
Beberapa orang mungkin merasa
sulit menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat, terutama ketika
pasangan terlibat dalam perilaku playing victim.
Playing victim adalah sikap di
mana seseorang cenderung menyalahkan orang lain dan merasa dirinya sebagai
korban.
Dalam konteks hubungan,
perilaku ini bisa merusak kesehatan mental pasangan yang lain.
Untuk memahami dan mengatasi
situasi ini, penting untuk mengenali tanda-tanda pasangan yang berperan sebagai
korban dan memiliki strategi untuk mengatasi masalah tersebut.
Tanda-tanda Pasangan Playing
Victim
Baca Lainnya :
1. Membicarakan Kesedihan atau
Kemalangan Terus-menerus
Pasangan yang suka bermain korban sering kali selalu membicarakan kesedihan atau kemalangan dalam hidup mereka.
Mereka mungkin terfokus pada aspek negatif dan terus-menerus mengeluh.
2. Membesar-besarkan Masalah
yang Kecil
Baca Lainnya :
Tanda lain adalah kecenderungan untuk memperbesar masalah yang sebenarnya kecil.
Hal-hal yang
bisa diatasi dengan mudah dapat menjadi dramatisasi yang berlebihan.
3. Tidak Pernah Meminta Maaf
dan Menyalahkan Pasangan
Pasangan yang berperan sebagai korban mungkin tidak pernah meminta maaf atas kesalahannya, dan malah cenderung menyalahkan pasangan atas perilakunya.
Mereka enggan mengakui kesalahan mereka
sendiri.
4. Merasa Disudutkan dan
Enggan Menyelesaikan Masalah
Mereka mungkin merasa disudutkan dan tidak mau berusaha menyelesaikan masalah dengan baik.
Sikap
defensif dan menolak berkomunikasi bisa menjadi tanda-tanda ini.
5. Membicarakan Mantan Kekasih
dengan Jelek
Jika pasangan sering
membicarakan mantan kekasihnya dengan merendahkan di hadapan teman atau
pasangan yang sekarang, ini bisa menjadi indikasi sikap playing victim.
6. Rendah Diri dan Insecure
Pasangan yang bermain korban cenderung merasa rendah diri dan tidak percaya diri.
Mereka selalu insecure
dalam hubungan mereka, dan sulit menerima apresiasi atau pujian.
7. Merasa 'Diserang' Saat
Diberikan Saran Positif
Mereka mungkin merasa 'diserang' atau tersinggung ketika pasangan memberikan saran yang bersifat positif.
Ini karena mereka sulit menerima kritik atau bimbingan.
8. Melihat Sisi Negatif dari
Setiap Masalah
Pasangan yang berperan sebagai korban selalu melihat sisi negatif dari setiap masalah dalam hidup mereka.
Mereka sulit fokus pada solusi, dan cenderung terjebak dalam pandangan pesimis.
Cara Menghadapi Pasangan
Playing Victim
1. Memberitahu Sikap yang
Mengganggu
Langkah pertama adalah memberitahu pasangan, sikap tersebut mengganggu.
Sampaikan perasaan Pinusian
dengan bijaksana, dan ajak untuk berbicara secara terbuka untuk mencari solusi
bersama.
2. Ajak untuk Mencari Bantuan
Profesional
Dorong pasangan Pinusian untuk mencari bantuan profesional.
Terapis atau konselor dapat membantu mereka
mengatasi masalah yang mendasari perilaku playing victim, dan belajar cara
menghadapinya dengan lebih sehat.
3. Sediakan Ruang untuk Diri
Sendiri
Penting untuk memberikan diri Pinusian waktu dan ruang.
Merawat kesehatan mental Pinusian sendiri dengan meluangkan
waktu untuk diri sendiri, baik dengan berjalan-jalan, mendengarkan musik,
atau berbicara dengan teman.
4. Hindari Menjadi Emosional
Jangan terpancing oleh emosi pasangan.
Hindari menjadi terlalu emosional saat mendengar keluhan mereka.
Tetap tenang dan fokus pada upaya untuk membantu mereka mengatasi masalah, daripada terjebak dalam dramatisasi.
5. Ganti Topik Pembicaraan
Jika percakapan mengarah pada keluhan yang berlebihan, coba alihkan topik dengan lembut.
Ajukan pertanyaan
yang terkait dengan topik, namun lebih positif atau berbicara tentang hal-hal
yang dapat mengalihkan perhatian.
6. Jangan Terus-menerus
Menjadi Problem Solver
Hindari terus-menerus menjadi solusi untuk setiap masalah.
Terkadang, pasangan yang bermain korban mungkin tidak tertarik pada solusi, hanya ingin diakui sebagai korban.
Tentukan kapan
harus memberikan solusi dan kapan untuk hanya mendengarkan.
7. Alihkan Fokus pada Aspek
Positif
Selalu mencoba mengalihkan fokus pada aspek positif dari situasi.
Pujilah ketika pasangan
menunjukkan reaksi positif atau bertindak dengan cara yang lebih konstruktif.
8. Ketahui Kapan Harus
Menetapkan Batasan
Terkadang, untuk melindungi kesehatan mental, Pinusian perlu menetapkan batasan.
Jika
situasi terus memburuk dan pasangan tidak mau berubah, pertimbangkan apakah
hubungan ini sehat untuk dipertahankan.
Dengan
berkomunikasi terbuka, memberikan dukungan untuk mencari bantuan profesional,
dan tetap fokus pada solusi, Pinusian dapat membantu pasangan mengatasi perilaku tersebut, dan membangun hubungan yang lebih sehat dan bahagia. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Ade Irfa Avitri