search:
|
PinNews

Ray Rangkuti: Tak Perlu Ada Tafsir, Pidato Megawati Jelas Menyatakan PDIP Siap Beroposisi 

Yohanes A.K. Corebima/ Senin, 27 Mei 2024 10:30 WIB
Ray Rangkuti: Tak Perlu Ada Tafsir, Pidato Megawati Jelas Menyatakan PDIP Siap Beroposisi 

Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDI Perjuangan ke 5/Foto. Istimewa


PINUSI.COM - Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, menilai PDIP bakal mengambil peran sebagai oposisi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Dia mengatakan, sikap PDIP itu terkonfirmasi dari pidato Megawati Sukarnoputri, pada rapat kerja nasional (Rakernas) ke-V PDIP yang digelar di kawasan Ancol. Jakarta Utara,  24-26 Mei 2024. 

"Tak perlu ada lagi tafsir, pidato Ibu Mega jelas menyatakan PDIP siap beroposisi,” kata Ray ketika dikonfirmasi, Senin (27/5/2025).

Dalam pidatonya, Megawati mengkritik berbagai hal.

Dia bahkan tak segan-segan menyebut penyelenggaraan Pemilu 2024 telah direkayasa pihak tertentu.

Dia juga mengkritisi kinerja lembaga negara seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Mahkamah Konstitusi, yang disebutnya terkesan menutup mata pada berbagai kecurangan pemilu. 

Dengan pernyataan-pernyataan gamblang Megawati, Ray mengatakan PDIP sedang memantapkan posisinya sebagai pemimpin oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Dia menyebut, sebagai politikus kawakan, Megawati jelas tak gentar berdiri sebagai oposisi.

Lagi pula, lanjut Ray, kondisi seperti itu sudah pernah dilakoni PDIP selama 10 tahun, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

“Kata ibu Mega, bukan melulu mencari zona nyaman, tapi juga zona ujian."

"Apalagi demi mempertahankan keyakinan dan pandangan."

"Maka dan oleh karena itu, posisi PDIP tak dapat lagi ditawar, memimpin oposisi," imbuh Ray.

Ray melanjutkan, posisi oposisi yang diambil PDIP, adalah bentuk penghormatan terhadap suara rakyat yang telah mendukung partai tersebut pada Pemilu 2024.

Jika PDIP memilih berkoalisi, maka sikap politik itu mengikis kepercayaan rakyat.

Mereka jelas sangat kecewa, bahkan menyesal telah menyokong PDIP.

"Perwujudan dari penghormatan PDIP atas suara rakyat yang memilih mereka."

"Teguh memegang amanah bagian penting dari menegakan politik bermartabat."

"Nilai yang hampir hilang dalam kultur politik Indonesia saat ini," beber Ray. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohanes A.K. Corebima

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook