search:
|
PinNews

Anak Muda Perlu Jadi Aktor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Selasa, 11 Jun 2024 12:30 WIB
Anak Muda Perlu Jadi Aktor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Ilustrasi anak muda. Foto: Pixabay


PINUSI.COM, Jakarta - Anak muda perlu menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. Salah satunya dengan meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menilai anak muda merupakan elemen penting guna mencapai visi Indonesia Emas 2024. Sebab, anak muda merupakan aktor perubahan yang akan menjadi pusat kemajuan bangsa.

"Pemuda silakan sehat dulu, sehat itu penting. Setelah sehat, cerdas. Setelah cerdas baru bisa berproduksi," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (11/6).

Di masa mendatang, Indonesia memiliki potensi besar dengan adanya bonus demografi pemuda. Di sisi lain, kata Suharso, terdapat tantangan anak muda di Indonesia seperti di sektor pendidikan, kesehatan hingga pekerjaan.

Di sektor kesehatan misalnya, pada 2023 sebanyak satu orang dari empat anak muda adalah perokok. Perbandingan tersebut setara dengan 24,75 persen dari total populasi anak muda di Indonesia.

Sedangkan tahun 2022 tercatat dua dari 100 individu di usia 15-24 tahun pernah mengonsumsi narkotika, psikotoprika, dan zat adiktif.

Selain itu, isu ketenagakerjaan dinilai menjadi salah satu masalah penting yang perlu diselesaikan guna meningkatkan peran pemuda dalam mencapai Indonesia Emas 2045.

Partisipasi pemuda dalam ketenagakerjaan dinyatakan masih belum optimal menimbang satu dari empat pemuda tidak bekerja, tidak pergi ke sekolah, maupun tidak sedang mengikuti kursus pada tahun 2023. Hal ini setara dengan 25,8 persen dari seluruh pemuda di Indonesia.

“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia pun perlu ditingkatkan untuk mendukung peningkatan partisipasi pemuda di ketenagakerjaan," ujarnya.

Hal itu dapat tercapai melalui pendidikan yang merata, memberikan kualitas pendidikan yang sama di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya dengan standarisasi pendidikan maupun kesehatan di Indonesia.




Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook