PINUSI.COM - M Jamiluddin Ritonga, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, menyoroti perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Jamiluddin merasa ganjil dengan kenaikan suara PSI yang terjadi secara signifikan dalam 1 x 24 jam dalam real count KPU.
PSI yang tadinya terseok-seok di papan bawah dan diprediksi tak lolos ke Senayan, justru perolehan suaranya mendadak naik hingga 3,12 persen, atau naik lebih dari 26 ribu suara pada Sabtu (2/3/2024) pagi.
“Kenaikan itu dipertanyakan karena terjadi hanya dalam dua jam suara PSI bertambah 19,5 ribu dari 110 TPS (data 1 Maret 2024),” kata Jamiluddin, Sabtu (2/3/2024).
Jamiluddin mengatakan, kenaikan perolehan suara yang tak masuk akal itu jangan sampai terjadi, karena penggelembungan suara dan intrik curang lainnya.
Sebab pada pemilu kali ini, kata Jamiluddin, kecurangan tumbuh subur di berbagai tempat.
“Hal ini dikhawatirkan terjadi penggelembungan suara yang memang diberitakan muncul di banyak tempat,” tuturnya.
Ketimbang menjadi prasangka buruk, Jamiluddin meminta KPU dan Bawaslu turun tangan melakukan penyelidikan, supaya asumsi liar yang kini bergulir di tengah masyarakat bisa terjawab.
“Untuk itu, Bawaslu dan KPU seyogianya dapat mendeteksi hal tersebut.”
“Jadi, kalau KPU dan Bawaslu tidak dapat menjelaskan dan mengatasi hal itu, maka wajar anak bangsa akan mempertanyakan legitimasi hasil pileg dan pilpres."
"Karena itu, KPU dan Bawaslu sebaiknya dibubarkan saja,” tegasnya.(*)