Fraksi PKS Sangat Kecewa AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Oleh ariedpSaturday, 20th April 2024 | 21:30 WIB
Fraksi PKS Sangat Kecewa AS Veto Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sangat kecewa dan menyesalkan sikap Amerika Serikat, yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di PBB. Foto: Istimewa

PINUSI.COM - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini sangat kecewa dan menyesalkan sikap Amerika Serikat (AS), yang memveto draf resolusi untuk mengakui secara penuh keanggotaan Palestina di PBB, Jumat (19/4/2024).

Padahal, pengakuan itu menjadi jalan perdamaian atas dasar solusi dua negara yang selama ini juga didengung-dengungkan AS. 

"Fraksi PKS, Indonesia, dan banyak negara sangat kecewa dengan sikap AS yang tidak menghendaki keanggotaan penuh Palestina di PBB."

"Padahal, 12 negara di Dewan Keamanan setuju, di mana persyaratan persetujuan cukup dari 9 negara dan tanpa veto anggota tetap," ungkap Jazuli.

Veto AS ini, lanjut Anggota Komisi I DPR, menjauhkan upaya mewujudkan  tata dunia baru yang adil, tenteram, aman, dan damai.

Sikap AS sama sekali tidak mendukung perdamaian atas dasar two state solution yang selama ini dinarasikannya.

"Kita semua ingin mewujudkan tata dunia baru yang adil, tenteram, aman, damai, tanpa peperangan dan penjajahan."

"Prioritas kita saat ini adalah menyelamatkan nyawa manusia, Agar tidak ada lagi kekerasan, kekejaman, dan penjajahan terhadap umat manusia," terangnya.

Wakil Presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia (IIFP) ini mendorong negara-negara anggota PBB yang masih punya nurani, untuk terus mendesak, menekan, dan meningkatkan lobi dan diplomasi, agar kekejaman di Palestina dapat segera dihentikan. 

Khusus kepada Pemerintah RI melalui Ibu Menlu, Fraksi PKS mengapresiasi sikap tegas Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina, serta mendorong agar lebih efektif dalam mengusulkan dan merekomendasikan proposal perdamaian yang permanen.

"Setop agresi, setop penjajahan, setop kekejaman yang selama 6 bulan ini telah menewaskan lebih 33 ribu rakyat Palestina yang dua pertiganya adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua."

"Kita tidak ingin lagi ada tragedi kemanusiaan di Palestina," tegas Jazuli. (*)

Terkini

Makna Lagu "Satu Bulan" Karya Bernadya, Romansa Wisata Masa Lalu
Makna Lagu "Satu Bulan" Karya Bernadya, Romansa Wisata Masa Lalu
PinTertainment | in 7 hours
Erick Thohir: Pengambilan Sumpah Eliano Reijnders dan Mees Hilgers Dilakukan di Belanda untuk Percepat Naturalisasi
Erick Thohir: Pengambilan Sumpah Eliano Reijnders dan Mees Hilgers Dilakukan di Belanda untuk Percepat Naturalisasi
PinSport | in 6 hours
Ibunda Dokter Aulia Risma Buka Suara: Ungkap Bukti Dugaan Pemerasan dan Perundungan di PPDS Undip
Ibunda Dokter Aulia Risma Buka Suara: Ungkap Bukti Dugaan Pemerasan dan Perundungan di PPDS Undip
PinNews | in 6 hours
Kronologi Penangkapan Tersangka Pembunuhan Penjual Gorengan di Padang Pariaman
Kronologi Penangkapan Tersangka Pembunuhan Penjual Gorengan di Padang Pariaman
PinNews | in 2 hours
iShowSpeed Bikin Geger di Bali, Turut Serta dalam Tarian Kecak di Uluwatu
iShowSpeed Bikin Geger di Bali, Turut Serta dalam Tarian Kecak di Uluwatu
PinTertainment | in an hour
Vadel Badjideh Diduga Ancam Nikita Mirzani Saat Penjemputan Putrinya, Lolly
Vadel Badjideh Diduga Ancam Nikita Mirzani Saat Penjemputan Putrinya, Lolly
PinTertainment | in an hour
Apel Besar Pasukan Berani Mati di Jakarta: Amien Rais Ungkap Rencana Besar pada 22 September
Apel Besar Pasukan Berani Mati di Jakarta: Amien Rais Ungkap Rencana Besar pada 22 September
PinNews | 14 hours ago
WhatsApp Segera Hadirkan Fitur Mention pada Status, Mirip Instagram Stories
WhatsApp Segera Hadirkan Fitur Mention pada Status, Mirip Instagram Stories
PinTect | 15 hours ago
Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Ditangkap !
Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Ditangkap !
PinNews | 15 hours ago
Anggota Komisi X Kritik Naturalisasi, Ini Jawaban Erick Thohir
Anggota Komisi X Kritik Naturalisasi, Ini Jawaban Erick Thohir
PinSport | 15 hours ago