PINUSI.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi tengah merancang kebijakan relokasi bagi warga yang bermukim di kawasan rawan banjir ke rumah susun (rusun). Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menegaskan bahwa langkah ini telah lama dipertimbangkan dan kini semakin mendesak untuk direalisasikan.
Inventarisasi Kebutuhan Rumah Susun Sejak Lama
Tri Adhianto mengungkapkan bahwa inventarisasi terkait kebutuhan rumah susun di Kota Bekasi telah dilakukan sejak dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bekasi.
"Saya sudah membuat catatan sejak lama. Bahkan lima tahun yang lalu, ketika masih di Dinas Pekerjaan Umum, kami sudah melakukan pendataan mengenai kebutuhan rumah susun," ungkapnya saat ditemui di Kantor BNPB Pondok Gede, Kota Bekasi, pada Rabu (5/3/2025).
Baca Juga: Update Banjir Jakarta: 62 RT dan 4 Ruas Jalan Masih Terendam
Potensi Penolakan dari Warga
Meski relokasi ini bertujuan untuk mengurangi dampak banjir, Tri menyadari bahwa kebijakan ini tidak serta-merta diterima oleh seluruh warga. Menurutnya, faktor emosional dan sejarah yang melekat pada tempat tinggal membuat banyak warga enggan pindah.
"Setiap rumah memiliki kenangan dan sejarah tersendiri bagi pemiliknya. Ini yang membuat proses relokasi menjadi sulit karena ada ikatan emosional yang kuat," jelasnya.
Selain itu, Tri juga menyoroti pentingnya lokasi rusun yang akan disediakan. Menurutnya, warga akan mempertimbangkan faktor aksesibilitas sebelum setuju untuk pindah. Jika lokasi rusun tidak strategis, banyak warga kemungkinan besar akan menolak relokasi.
Baca Juga: Wamen PU Diana Kusumastuti Beberkan Penyebab Banjir di Bekasi, Bukan Karena Tanggul Jebol
Pemerintah Tetap Berikan Opsi Relokasi
Meskipun ada tantangan, Pemkot Bekasi tetap menawarkan solusi relokasi bagi warga yang terdampak banjir. Tri Adhianto menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan skema pembangunan rumah susun bagi warga yang bersedia pindah dari daerah rawan banjir.
"Pemerintah tetap memberikan opsi bagi warga yang siap untuk pindah. Kami sudah menyiapkan skema pembangunan rumah susun sebagai solusi jangka panjang," kata Tri.
Banjir Lumpuhkan Kota Bekasi
Banjir yang melanda Kota Bekasi pada Selasa (4/3/2025) menyebabkan delapan dari 12 kecamatan terdampak parah. Tri Adhianto menyebut bahwa bencana ini membuat aktivitas di Kota Bekasi lumpuh total.
Baca Juga: Banjir Jakarta Makin Meluas Hingga 122 RT Terendam, Bidara Cina Capai 4 Meter
"Dari 12 kecamatan, sebanyak delapan wilayah terdampak banjir. Kota Bekasi benar-benar lumpuh akibat banjir ini," ujarnya.
Tidak hanya merendam permukiman warga, banjir juga menggenangi kantor pemerintahan dan jalan utama.
"Air bahkan sudah memasuki kantor pemerintahan dan jalan-jalan utama. Debit air yang tinggi membuat situasi semakin sulit dikendalikan," pungkasnya. (*)