PINUSI.COM - Di penghujung bulan Februari, Galeri Nasional Indonesia (GNI) menggelar sebuah pameran tunggal karya seniman kontemporer asal Bandung, Jawa Barat, Arkiv Vilmansa.
Bertajuk 'Semesta Arkiv" yang dikuratori oleh Rizki A. Zaelani, pameran ini secara resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha dan Fashion designer sekaligus
pencinta seni Didit Hediprasetyo yang merupakan anak dari Presiden Prabowo.
Baca Juga: Menbud Fadli Zon Resmi Buka Pameran KONGSI Di Museum Nasional
"Ini adalah bentuk optimisme yang semakin nyata terutama bagi dunia seni rupa Indonesia. Dengan adanya pameran yang hadir sekarang di Galeri Nasional, saya kira patut kita apresiasi apalagi reputasi beliau ini sudah internasional. Dan ini menurut saya perlu menjadi bagian yang bisa menjadi inspirasi terutama bagi para seni rupawan atau perupa-perupa muda kita bahwa imajinasi dan juga ekspresi di dalam karya itu tidak ada batas gitu ya," ucap Fadli.
Adanya pameran 'Semesta Arkiv' di Galeri Nasional, dimana banyak menampilkan berbagai macam eksplorasi warna, karakter imajinatif serta kolaborasi lintas disiplin, dikatakan Fadli bahwa hal ini menjadi sebuah semangat baru, terutama bagi pop art.
Pop art sendiri adalah sebuah aliran seni rupa yang menggunakan gaya visual dan simbol dari media massa populer. Dan menariknya, dari 100 lebih karya yang ditampilkan berupa lukisan, patung, instalasi dan art toys, Menteri kelahiran tahun 1971 ini menfavoritkan Raga, duta imajinasi diri Arkiv, sebuah balon paus raksasa yang terbuat dari material plastik dengan bentuk dan warna yang khas.
Baca Juga: Menbud Fadli Zon Berharap Kelak Akan Ada Standar Di Semua Museum
"Jadi bagi Galeri Nasional, tentu ini satu spirit baru terutama untuk pop arts yang memang lebih merefleksikan semangat zaman. Karena seperti yang kita lihat sekarang, dengan kreativitas yang luar biasa tanpa batas, pengunjung bisa melihat pausnya itu tadi 30 meter dengan berat sebelum dipompa 650 kilo. Jadi dibawa oleh berapa belas orang gitu mungkin ya, dan ini adalah menurut saya sebuah karya yang monumental, avant-garde gitu," kata Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon di Jakarta, Jumat (21/2/2025).
"Dan di dalam pameran ini, beliau menghadirkan refleksi terhadap Indonesia yang memang didominasi oleh laut, samudera, saya kira kesannya begitu. Jadi tentang lautan, bagaimana fauna dan flora di laut dan juga ekspresi-ekspresi yang ada disini. Ya menurut saya, bagian paling favorit adalah ikan pausnya itu ya. Kelihatannya ada inspirasi dari orka juga sedikit, betul ya. Karena warna aslinya kan hitam putih, ini putih pink. Tapi pausnya Indonesia kan, di Indonesia ada orka juga," jawabnya kepada redaksi PINUSI.COM.
Pameran yang menawarkan perspektif filosofis yang merujuk pada pemikiran filsuf Friedrich Nietzsche tentang bagaimana "kita memiliki seni agar tidak mengalami kematian realitas", karya-karya Arkiv dihadirkan sebagai ruang dialog antara seni dan realitas kontemporer, dimana teknologi tidak dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai alat untuk memperkuat otonomi ekspresi manusia. Berkolaborasi dengan perupa dan seniman yang lain, pengunjung bisa menikmati 'Semesta Arkiv' mulai dari tanggal 22 Februari hingga 11 Mei 2025.
"Saya kira mas Arkif ini menggambarkan, merepresentasikan sebuah seni rupa baru di zaman sekarang disamping tentu ikon-ikon bersama kolaborator yang hadir termasuk dengan yang senior seperti Maestro Sunario menghasilkan karya-karya yang bisa menjadi ikonik sehingga bisa menjadi lebih mudah dicerna oleh terutama generasi baru Gen Z, generasi Alpha dan tidak hanya di Indonesia tapi tentu saja di dunia gitu," tuturnya.
"Mudah-mudahan banyak memberikan inspirasi bagi para perupa Indonesia yang sekarang sedang berkarya. Dan akan berada di sini selama 3 bulan. Saya berharap akan semakin banyak pengunjung untuk melihat dan mengapresiasi karya-karya masyarakat terutama generasi muda lah," harapnya. (*)