PINUSI.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Trenggono bersama dengan Wakilnya Didit, dihadapan media memgungkapkan bahwa mereka akan segera bekerja dengan cepat untuk mengaplikasikan 'Program Ekonomi Biru'.
Karena pasalnya diantara keduanya, sudah saling mengenal satu sama lain ketika masih berada di Kementerian Pertahanan sebelum Prabowo resmi diangkat menjadi Presiden RI.
"Kami akan membangun sistem kerja teamwork bersama pak Didit. Bekerja cepat dan tuntas untuk memajukan sektor kelautan dan perikanan dengan mengimplementasi 5 program ekonomi biru. Saya dan pak Didit sudah terbiasa di Kemhan, jadi lebih mudah. Kami adalah satu tim, jadi tidak terpisah," ungkap Trenggono.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sistem kerja teamwork antar keduanya akan saling melengkapi sehingga pada periode kedua ini, pihaknya tinggal melanjutkan dan mengembangkan pelaksanaan program kerja yang sudah dirancang untuk dijalankan.
Dimana program kerja yang Trenggono maksudkan adalah 5 program ekonomi biru yang sebagian besar sudah berjalan dan bersama dengan Wakilnya, Menteri Trenggono akan segera membentuk tim untuk mengakselerasi pelaksanaan program kerja ekonomi biru.
"4 tahun saya sudah menyiapkan program kerjanya dan roadmapnya sudah jalan, jadi sekarang harusnya langsung di speed up. Misalnya tentang bagaimana secepatnya rehabilitasi tambak bekas udang yang ada di wilayah Pantura sekitar 7-8 ribu hektar dan sudah mangkrak selama 35 Tahun, yang kalau modelnya itu kita kembangkan di Kerawang, Jabar, sekitar 80 hektare, hasilnya pasti bagus ini karena value-nya sudah skala industri," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta, Selasa (22/10/2024).
"Jadi kalau yang tambak mangkrak tersebut diubah jadi tambak budidaya nila yang produktif dan berkualitas, bayangkan berapa ratus ribu yang akan terserap selain secara signifikan dapat menaikkan nilai tukar nelayan dan pembudidaya sebagai tolak ukur kesejahteraan. Karena rata-rata nilai tukar nelayan dan pembudidaya saat ini di angka 104-106 dan masih belum sejahtera. Saya kira salah satu hal yang seperti ini yang akan di akselerasikan berdua dengan pak Didit sebagai Wamen KKP," jelasnya.
Tampaknya sinergi antar keduanya tidak hanya berfokus pada program ekonomi biru saja melainkan juga upaya untuk dapat meningkatkan asupan protein ikan di tengah masyarakat yang digaungkan oleh Presiden Prabowo terkait soal makan siang bergizi gratis.
"Jadi kita selalu harus siap, karena itu adalah program daripada pak Presiden Prabowo soal makan siang gratis untuk peningkatan gizi di Indonesia. Dari sisi Kementerian Kelautan Perikanan, karena produk perikanan kita cukup melimpah boleh dibilang kalau sekitar 13 juta ton produksi kita. Nilai ekspornya itu kira-kira sekitar 5,5 miliar dan impornya cuma 700 juta itu pun salmon dan jadi surplusnya luar biasa. Ada banyak sekali jenis perikanan yang bisa kita gunakan untuk mendukung program makanan bergizi itu tadi, jadi artinya kita selalu siap, dimanapun kita pasti siap," tandasnya.