PINUSI.COM - Penggunaan perangkat elektronik dan internet tidak lepas dari risiko kejahatan siber, salah satunya yaitu ancaman sekstorsi terhadap remaja. Sekstorsi merupakan bentuk kejahatan siber yang memanfaatkan konten intim pribadi korban untuk pemerasan demi keuntungan finansial. Modus kejahatan ini melibatkan ancaman penyebaran konten pribadi korban jika tidak memenuhi permintaan pelaku.
Menyadari adanya risiko tersebut, Meta sebagai perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, meluncurkan serangkaian fitur keamanan baru untuk meningkatkan perlindungan pengguna dari ancaman sekstorsi. Fitur-fitur ini mencakup penyembunyian daftar pengikut dan orang yang diikuti dari terduga pelaku sekstorsi, pencegahan tangkapan layar pada gambar-gambar tertentu dalam Direct Message (DM), serta peluncuran fitur Proteksi Konten Telanjang secara global.
Upaya Meta dalam meningkatkan perlindungan bagi pengguna dari ancaman sekstorsi, mempersulit pelaku melakukan modusnya. Selain itu, Meta juga memperketat akses bagi akun yang menunjukkan tanda-tanda perilaku penipuan untuk meminta mengikuti akun remaja.
Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan iPhone Dibandingkan Android yang Perlu Anda Ketahui
"Meta akan mempersulit akun yang menunjukkan tanda-tanda perilaku penipuan untuk meminta mengikuti [akun] remaja," tulis Meta dalam siaran pers, Senin (21/10/2024).
Pelaku kejahatan sekstorsi kerap kali menggunakan daftar pengikut dan orang yang diikuti oleh target mereka untuk mencoba memeras korban dengan menyebarkan konten pribadinya kepada orang lain. Meta telah mengambil langkah untuk memastikan bahwa akun yang terdeteksi menunjukkan tanda-tanda perilaku penipuan tidak dapat melihat daftar pengikut atau orang yang diikuti oleh pengguna lain. Dengan cara ini, mereka tidak dapat memanfaatkan informasi korban untuk mencari target baru.
Tak hanya itu, pelaku kejahatan sekstorsi juga kerap memalsukan identitas untuk mengelabui korban agar mempercayai mereka. Dalam upaya mencegah hal ini, Meta sedang menguji pemberitahuan keamanan baru pada fitur DM di Instagram dan Messenger untuk memberitahu pengguna remaja ketika mereka berkomunikasi dengan seseorang yang mungkin tinggal di negara lain.
Selanjutnya, Meta mencegah pengguna mengambil tangkapan layar (screenshot) dari foto atau video yang dikirim melalui fitur view once dan allow replay di Instagram dan Messenger. Untuk mencegah penyebaran konten yang tidak bertanggung jawab, Meta juga meluncurkan fitur Proteksi Konten Telanjang. Fitur ini secara otomatis akan memburamkan gambar yang terdeteksi mengandung unsur ketelanjangan saat dikirim atau diterima melalui DM Instagram.
Hingga saat ini, Meta telah menghapus lebih dari 1.620 aset, termasuk 800 Grup Facebook dan 820 akun yang terkoneksi dengan Yahoo Boys yang berusaha mengatur, merekrut, dan melatih para pelaku baru dalam sekstorsi. "Pada bulan Juli lalu, kami juga menghapus sekitar 7.200 aset Facebook yang terlibat dalam perilaku serupa," tambah Meta. (*)