Hasil Penelitian Ungkap Rutin Konsumsi Alpukat Tak Bikin Berat Badan Naik, Kolesterol Tinggi, Atau Masalah Kesehatan Lainnya
Alpukat kaya vitamin E, yang dikenal membantu menjaga kulit tetap sehat. Foto: Pinterest
PINUSI.COM- Alpukat mengandung serat, lemak sehat, antioksidan tinggi, dan secara umum dianggap sebagai menu makanan tambahan yang sehat untuk orang-orang yang sedang melakukan diet.
Tapi, apakah alpukat masih baik untuk Pinusian jika dikonsumsi secara teratur?
Baca Lainnya :
Karena kandungan lemak
dan kalorinya yang tinggi, beberapa orang menghindari mengonsumsi alpukat, karena khawatir dapat menyebabkan kenaikan berat badan, kolesterol tinggi, atau
masalah kesehatan lainnya.
Namun, penelitian baru
menemukan kekhawatiran tersebut tidak sepenuhnya benar.
Baca Lainnya :
Sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam Current Developments in Nutrition pada Januari 2024,
menemukan ketika orang yang mengidap obesitas makan satu buah alpukat per
hari selama 26 minggu, mereka mengembangkan pola makan yang lebih berkualitas.
Dan setelah enam bulan mengonsumsi alpukat, pola makan para peserta penelitian menjadi lebih sesuai dengan pola makan sehat.
Baca Lainnya :
Hal ini sesuai pedoman diet yang baik dan
benar.
"Dengan meningkatkan kepatuhan orang terhadap pedoman diet, hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko mereka mengembangkan kondisi yang kronis dan memperpanjang harapan hidup yang lebih sehat," kata profesor ilmu gizi di Penn State University Kristina Petersen PhD, penulis utama penelitian studi tersebut, seperti dikutip Health, Senin (15/4/2024).
Dalam penelitiannya,
Petersen dan rekan-rekannya di Penn State University mengambil 1.008 peserta
orang dewasa yang mengidap obesitas, dan membagi mereka ke dalam dua kelompok.
Satu kelompok diinstruksikan untuk makan satu buah alpukat setiap hari, dan melanjutkan pola makan yang biasa mereka lakukan.
Kelompok lainnya mempertahankan pola makan
mereka yang normal, tetapi menyuruh mereka mengonsumsi kurang dari dua
buah alpukat per bulannya.
Tidak ada konseling
diet yang diberikan, tetapi para peneliti memberikan resep dan ide penyajian
alpukat kepada kelompok pertama. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla