Cara Belajar Menerima Penolakan
![Cara Belajar Menerima Penolakan](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001698888288penolakan.jpeg)
Sebagian orang langsung merasa kepercayaan dirinya runtuh ketika ditolak atau sangat malu karena kritik. Foto : Ilustrasi Pinterest
PINUSI.COM - Mendapat penolakan dari sekitar memang sulit. Namun, sebagian orang langsung merasa kepercayaan dirinya runtuh ketika ditolak atau sangat malu karena kritik. Emma punya pengalaman ditinggalkan oleh ayah kandungnya. Bukan hanya sekali, tapi dua kali.
Keluarga kami pernah rujuk kembali, tapi kemudian ayah meninggalkan kami untuk bersama kekasihnya," ujarnya. Tumbuh besar tanpa figur ayah, Emma punya perasaan dominan takut ditolak. "Sebagai guru yoga freelance, terkadang ada klien yang tidak memperpanjang lesnya. Hal ini sering 'saya ambil hati'," katanya.
Hal yang serupa
dialami Zurlia (28) yang mengaku sulit menerima penolakan dan tak bisa merasa
bangga pada dirinya. Ia meyakini hal itu karena rasa traumanya
Baca Lainnya :
"Sebesar apa pun
prestasi saya, saya merasa selalu ada kekurangan. Tak pernah merasa cukup. Saya
juga selalu ingin membuat orang lain terksesan dan takut jika dipermalukan
publik," katanya. Apa yang dialami oleh Emma dan Zurlia disebut sebagai "rejection
sensitive dysphoria" alias kecemasan sensitif penolakan.
Baca Lainnya :
Menurut psikiatris
dengan spesialisasi ADHD, Dr.William W.Dodson, kecemasan akan penolakan itu
bukanlah diagnosis atu gangguan mental. "Ini adalah istilah nonklinis
untuk menggambarkan gejala yang terkait dengan takut berlebihan akan penolakan
yang menyebabkan stres, dan tanpa disadari mengganggu hubungannya dengan
sekitar," kata Dodson.
Gejala lain meliputi
merasa dipermalukan karena dikritik, berusaha berlebihan untuk mengesankan
orang lain, menghindari tugas karena tak mau dipermalukan, mood berantakan saat
merasa ditolak, self-esteem rendah, dan sering merasa diri gagal.
Baca Lainnya :
Walau rasa takut
ditolak adalah normal, tetapi pada orang dengan kecemasan ia akan sulit untuk
bangkit dan menata emosinya dari perasaan tertolak. Efeknya mereka akan
mengalami reaksi emosional berlebihan. (*)
Editor: Cipto Aldi
Penulis: Sarah Salsabilla