search:
|
PinNews

Wacana Pembentukan Presidential Club, Djarot Saiful Hidayat: Mengindikasikan Prabowo Kurang Percaya Diri

Yohanes A.K. Corebima/ Selasa, 07 Mei 2024 09:00 WIB
Wacana Pembentukan Presidential Club, Djarot Saiful Hidayat: Mengindikasikan Prabowo Kurang Percaya Diri

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyentil presiden terpilih Prabowo Subianto, atas wacana pembentukan presidential club. Foto: Istimewa


PINUSI.COM - Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyentil presiden terpilih Prabowo Subianto, atas wacana pembentukan presidential club.

Klub presiden itu direncanakan bakal disisi oleh presiden terdahulu, yakni Megawati Sukarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo. 

Djarot mengatakan, wacana Prabowo membentuk presidential club ini menunjukkan yang bersangkutan tak percaya diri memimpin negara ini.

Prabowo dinilai tak bisa membuat sebuah keputusan, lantaran harus berkonsultasi dengan para pendahulunya di presidential club. 

“Itu mengindikasikan Pak Prabowo kurang percaya diri mewujudkan empat misi Indonesia merdeka, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,” kata Djarot kepada wartawan, Selasa (7/5/2024). 

Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, sistem di negara ini tidak mengenal adanya presidential club.

Tugas dan tanggung jawab presiden sudah jelas diamanatkan Undang-undang Dasar, di mana presiden dituntut bertanggung jawab melindungi segenap kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum.

Ttugas berat lainnya adalah misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan perdamaian dunia.

Prabowo, kata Djarot, harus bisa melaksanakan semua ini tanpa harus melibatkan presiden-presiden terdahulu. 

“Bukankah presiden punya hak prerogatif dan bertanggung jawab penuh atas jalannya pemerintahan dan kemajuan pembangunan bangsanya?” Tanya Djarot. 

Djarot menuturkan, wacana pembentukan  presidential club hanya basa-basi politik yang disebutnya tak bakal terwujud.

Prabowo, kata dia, sengaja melempar isu itu supaya terkesan negarawan sejati.

“Bisa jadi cuma basa-basi atau gimik politik, agar terlihat sebagai negarawan sejati,” ulasnya. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohanes A.K. Corebima

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook