PINUSI.COM - Kasus Agus Salim, korban penyiraman air keras yang diduga dilakukan oleh rekannya, Aji, kini menjadi sorotan publik. Dugaan penyalahgunaan dana donasi sebesar Rp1,5 miliar yang dikumpulkan oleh Youtuber Pratiwi Noviyanthi untuk keperluan pengobatan, kini mencuat sebagai isu utama. Alih-alih digunakan untuk berobat, uang tersebut diduga digunakan untuk keperluan pribadi dan keluarganya.
Kemarahan warganet semakin memuncak ketika Agus, dengan bantuan pengacara Farhat Abbas, melaporkan Pratiwi ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Agus merasa haknya sebagai penerima donasi dilanggar setelah Novi memindahkan dana tersebut ke rekening yayasan.
Sikap Agus ini membuat simpati publik terhadapnya berkurang, terutama setelah pengakuan mantan rekan kerja yang menyebutkan sifat asli Agus. Pengakuan tersebut diunggah oleh Akhyar melalui akun Instagram-nya @akhyar_mmd1717 dan segera menjadi viral.
Baca Juga: Kronologi Kasus Suap Hakim PN Surabaya: Tercium dari Kecurigaan Terhadap Vonis Bebas Ronald Tannur
Dalam pengakuannya, Akhyar, yang pernah bekerja dengan Agus selama setahun di sebuah restoran Korea-Chinese, menjelaskan bahwa Agus sering kali bersikap kasar dan emosional terhadap bawahannya. Banyak karyawan yang resign karena merasa tidak dihargai, dan Akhyar menjadi saksi atas pengunduran diri 5 hingga 10 karyawan lainnya akibat sikap Agus yang keras.
"Agus selalu ingin dihargai, tetapi tidak bisa menghargai bawahan. Banyak karyawan yang menderita dan memutuskan untuk resign," ungkap Akhyar.
Baca Juga: Netizen Geram Dengan Tingkah Agus, Petisi Kembalikan Uang Donasi Tembus 150 Ribu Tanda Tangan
Akhyar juga menegaskan bahwa perbuatan Aji, meski salah, tidak bisa sepenuhnya dinilai buruk. Ia menyatakan bahwa sifat Agus yang keras bisa memicu tindakan ekstrem dari siapa pun yang tidak sabar menghadapinya.
Pengakuan ini mendapatkan berbagai reaksi dari netizen, dengan banyak yang merasa Agus terlalu sering berperan sebagai korban. Komentar-komentar negatif mengenai sikapnya mulai bermunculan di media sosial, dengan warganet mengekspresikan rasa kesal mereka. (*)