PINUSI.COM - Penggunaan ride-height pada motor yang berlaga di ajang MotoGP, kini telah resmi dilarang penggunaannya tahun depan.
Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi di dunia otomoif, khususnya MotoGP, semakin masif. Pabrikan-pabrikan seolah ingin menjadi pelopor hadirnya tiap inovasi yang menunjang akselerasi tunggangan para rider.
Ducati, pabrikan asal Italia, memang dikenal sebagai pabrikan yang paling "ngide" soal terobosan-terobosan yang melekat pada motornya di ajang MotoGP. Inovasi dari Ducati awalnya kerap dianggap aneh, namun pada kenyataannya diikuti oleh pabrikan lain
Sebut saja penggunaan winglet, yang dihadirkan Ducati untuk meminimalisir wheelie atau terangkatnya ban depan saat akselerasi di trek panjang. Awalnya kehadiran winglet dianggap aneh, tapi pada akhirnya Honda ikut menerapkan piranti ini di bagian fairing motor Marc Marquez dan Pol Espargaro.
Selain itu ada aero swing-arm. Meski terlihat sepele, Ducati punya alasan khusus kenapa sampai memasang alat ini. Ducati menggunakannya di MotoGP untuk mendapatkan angin di bagian bawah motor, sehingga bisa menahan swing arm dan ban belakang tidak bergerak terlalu liar.
Sempat terjadi protes antar tim kepada Ducati yang berhasil menang di MotoGP Qatar 2019 saat menggunakan alat ini. Sampai akhirnya, alat tersebut diperbolehkan dipakai dan mulai ditiru oleh Honda, Suzuki, dan Aprilia.
Teknologi terbaru yang sempat membuat heboh adalah penerapan ride-height, atau disebut juga holeshot device, yang diperkenalkan 2019 lalu.
Ride-height adalah teknologi dari Ducati untuk menurunkan center of gravity atau pusat gravitasi, dengan sistem kerja memberikan tekanan lebih pada suspensi motor sehingga terlihat lebih ceper.
Teknologi ini bisa diterapkan di ban depan dan belakang. Tujuannya sama, yaitu untuk meminimalisir terangkatnya ban depan saat melibas trek panjang, yang bisa saja memengaruhi keseimbangan pembalap.
Ducati menerapkannya saat start dan terbukti kalau semua pembalap bisa melaju kencang tanpa hambatan selepas start. Cara kerja alatnya adalah menurunkan posisi suspensi ke titik terendah dan menguncinya.
Setelah start dan terkena hentakan dari rem depan saat masuk tikungan pertama, pegas yang menahannya pun melepas kunci alat tersebut pun lepas. Setelah itu suspensi bekerja kembali normal.
Awal tahun ini, Ducati kembali jadi yang terdepan dalam perang teknologi dengan memperkenalkan ride-height depan yang bisa beroperasi pada exit tikungan.
Namun, setelah mempertimbangkan komplain yang diajukan para rival, FIM atau Fédération Internationale de Motocyclisme akhirnya melarang penggunaan perangkat ride-height depan mulai 2023 untuk ban depan sebagai alasan pembatasan biaya pengembangan. Namun untuk bagian belakang serta sistem holeshot depan tetap bisa dipakai.
"Selama pertemuan Komisi yang diadakan di Losail pada 4 Maret 2022, delegasi Komisi Grand Prix diminta untuk mempertimbangkan dua proposal alternatif mengenai masalah ini," bunyi pernyataan dari Komisi Grand Prix," dikutip Crash
"Keduanya memiliki tujuan untuk mencegah peningkatan kinerja lebih lanjut dan peningkatan biaya pengembangan. Setelah mempertimbangkan proposal, peraturan berikut ini disetujui dengan suara bulat," lanjutnya
"Penggunaan perangkat apa pun yang mengubah atau menyesuaikan ketinggian pengendaraan depan sepeda motor saat sedang bergerak dilarang," tutup pernyataan resmi FIM