search:
|
PinNews

Profil Perdana Menteri Baru Prancis Gabriel Attal, Muda dan Gay

Stephanus Prasetio Dwi Hernanto / Rabu, 10 Jan 2024 11:30 WIB
Profil Perdana Menteri Baru Prancis Gabriel Attal, Muda dan Gay

Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri baru. Foto: Instagram@gabrielattal


PINUSI.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Gabriel Attal (34) sebagai perdana menteri baru, menjadikannya orang termuda yang menduduki posisi tertinggi kedua di negara tersebut. 


Attal sebelumnya menjabat Menteri Pendidikan, dan menjadi juru bicara pemerintah Prancis selama pandemi Covid-19.

Attal, yang dianggap sebagai bintang politik yang naik daun, diharapkan dapat membantu memimpin pemerintahan Prancis melalui serangkaian tantangan, termasuk pemilihan parlemen dan persiapan Olimpiade Paris.

Profil Singkat Gabriel Attal:

  1. Usia dan Jabatan Sebelumnya: Berusia 34 tahun, Attal sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan juru bicara pemerintah Prancis selama pandemi Covid-19.

  2. Pemuda dan Populer: Attal dianggap sebagai politisi muda yang populer di Prancis. Menurut jajak pendapat, dia bersaing dengan baik dengan politisi lainnya dan diharapkan dapat membantu memperkuat pemerintahan Macron.

  3. Gay dan Pencetus Larangan Abaya: Attal secara terbuka menyatakan diri sebagai gay. Ketika menjabat Menteri Pendidikan, ia mengumumkan larangan penggunaan abaya di ruang kelas, menganggapnya sebagai ujian sekularisme di sekolah negeri Prancis.

  4. Aktif Melawan Perundungan: Attal aktif dalam upaya mengurangi permasalahan perundungan di sekolah. Pengalaman pribadinya menghadapi pelecehan homofobik dan bully saat sekolah menjadi motivasinya untuk menanggulangi perundungan.

  5. Asal Usul dan Latar Belakang: Ayah Attal, Yves, adalah keturunan Yahudi Tunisia yang berimigrasi selama Perang Dunia II. Ia dibesarkan sebagai seorang Kristen Ortodoks oleh ibunya yang berasal dari Rusia.

Pengangkatan Attal sebagai perdana menteri mengindikasikan dorongan untuk perubahan dalam pemerintahan Prancis, dan juga mencerminkan inklusivitas di tingkat kepemimpinan tinggi. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Stephanus Prasetio Dwi Hernanto

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook